Rabu, 03 Maret 2010

Pertanya dan jawaban tentang HW

Apa kepanduan Hizbul Wathan itu?
 
Hizbul Wathan disingkat HW, yang artinya pembela tanah air.  HW adalah nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah, dengan status Organisasi Otonom (Ortom), yang bergerak khusus dalam kepanduan.  

Mengapa Seragam HW  berwarna coklat dan biru?
 
Warna coklat menggambarkan tanah, warna biru menggambarkan air. Sehingga dengan pakaian seragam tersebut menanamkan jiwa pandu yang cinta tanah air. Dengan kecintaan tanah air tersebut, mendorong semangat pembela tanah air.
Setangen leher warna hijau menggambarkan tanah yang subur dengan berbagai tetumbuhan.

Apa Kepanduan itu?

Kepanduan adalah sistem pendidikan di luar sistem keluarga dan sekolah untuk menyempurnakan kekurangan di dua sistem tersebut dengan metode yg menarik, menyenangkan dan menantang. Umumnya dilaksanakan di alam terbuka.

Apa tujuan Kepanduan?

Untuk membentuk warga masyarakat yang berkualitas, dalam arti mampu mandiri, peduli lingkungan, suka menolong dan berahlak mulia.

Apa sasaran pendidikan dan pelatihan kepanduan?

Untuk membentuk manusia yang berjiwa pandu, berkepribadian pandu, berprilaku pandu dan memiliki keterampilan memandu.


Apa & siapa pandu itu ?

Pandu adalah setiap anak, remaja & pemuda yg berjiwa, berkepribadian & berprilaku pandu. Mereka menggabungkan diri dalam satu gerakan kepanduan, di mana para anggota terikat untuk mematuhi undang-undang pandu.

Apa yg dimaksud berjiwa pandu?

Jiwa pandu adalah semangat untuk menjadi pandu seumur hidup;sekali pandu tetap pandu. Dengan jiwa ini maka semangat yg tertuang dlm 10 undang-undang pandu akan selalu menggelora dalm jiwanya.

Apa yang dimaksud berkepribadian pandu?

Setiap pandu kapan dan di mana saja selalu tampil berbeda & bermakna sehingga masyarakat tahu bahwa orang tersebut adalah pandu karena terkesan pada sikapnya yg sopan, sabar, senyum & bermuka manis.
Berjiwa pandu maksudnya, sekali pandu; seumur hidup pandu.

Apa yang dimaksud berketerampilan pandu?

Berketerampilan memandu, artinya menjadi warga yang berguna dalam arti mampu hidup mandiri dan menolong orang lain.

Mengapa Muhammadiyah mendirikan  Kepanduan HW?

Untuk membentuk kader Muhammadiyah yang tangguh dan mandiri secara berkesinambungan dari anak – remaja – pemuda.

Apa undang-undang pandu itu?

Undang-undang pandu adalah pedoman moral yg harus dipatuhi setiap pandu.

Bagaimana cara menanamkan, menghayati dan mengamalkan UU pandu kepada anggota?

Undang-undang yg berisi 10 butir tsb selalu dibacakan dalam pertemuan, pelatihan, perkemahan, api unggun, permainan, perlombaan dan kisah teladan. Dengan seringnya diucapkan maka undang- undang ini menjadi kode etik seorang pandu.

Bagaimana keanggotaan dalam kepanduan HW?

Keanggotaan dipisahkan dalam peserta didik, pembina dan kehormatan. Peserta didik mulai dari 8-11 th disebut Athfal, 12-16 th disebut pengenal, 17-20 th disebut penghela , 21-25 th disebut penuntun. Sedangkan pembina terdiri para pimpinan satuan, peserta didik, pelatih, instruktur, pengurus Kwartir & Qobilah. Anggota kehormatan terdiri dari pandu wreda, donatur& simpatisan.

Bagaimana keanggotaan rangkap Ortom?

Sesuai dengan AD/ART HW, semua usia & gender terwadahi dalam gerakan kepanduan HW ini. Mulai dari siswa usia 8 th, mahasiswa- 25 th, NA & PM- 25 th  dan anggota tapak suci. Bahkan pengurus Kwartir pusat sampai cabang banyak dijabat oleh pengurus Muhammadiyah & Aisyah. Dengan demikian, tidak ada masalah dengan keanggotaan rangkap ortom lainnya.

Apa yang disebut Kwartir? 

Kwartir adalah pimpinan kepanduan HW yg menjadi pengurus di tingkat pusat (Kwarpus), wilayah (Kwarwil), daerah (Kwarda), cabang ( Kwarcab ) & di tingkat Qobilah.  


Apa yang disebut dengan Qobilah?

Qobilah adalah pimpinan kepanduan HW di tingkat ranting (terdepan). Kalau di dalam Pramuka disebut Gugus Depan. Kalau HW tempo disebut golongan. Qobilah ideal terdiri dari seluruh peserta didik, ada athfal, pengenal , penghela dan penuntun. Namun hal ini susah dilaksanakan. Oleh karena itu, kwarpus mengambil kebijakan pada tahap awal hanya ada kelompok usia pun dapat disahkan dapat disahkan sebagai Qobilah.

Mengapa HW Dibangkitkan Kembali?
 
         Dengan dileburkannya HW ke Pramuka tahun 1961, Muhammadiyah merasa kehilangan sarana utama untuk kaderisasi yang berkesinambungan.
         Putra-putri warga Muhammadiyah yang mengikuti Pramuka hanya terbatas pada kegiatan sekolah.
         Mereka terlepas dari kehidupan Muhammadiyah di ranting. Sehingga kepekaan sosialnya berkurang.
         Sejarah membuktikan bahwa tokoh-tokoh pimpinan Muhammadiyah dan negara banyak berasal dari didikan HW. Oleh karena itu, persyarikatan berusaha memanfaatkan kepanduan HW sebagai kaderisasi yang berkesinambungan.  

Bagaimana strategi pengembangan kepanduan HW?
 
Dalam pengembangan kepanduan HW digunakan 2 jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur Pemukman (teritorial). Masing-masing jalur memiliki kelebihan dan kekurangannya. Namun untuk kelangsungan kaderisasi yang berkesinambungan, sebaiknya dikembangkan di jalur pemukiman, lewat ranting Muhammadiyah..

Bagaimana Organisasi Baru yang diharapkan?

Dalam menyusun kepengurusan di kwartir sebaiknya dimulai dengan jumlah yang kecil tapi representatif. Dengan berkembangnya kegiatan, dapat setiap kali ditambahkan tugas-tugas baru sesuai dengan kebutuhan. Kalau dimulai dengan jumlah yang besar, maka kesulitan bagi ketua untuk mengganti mereka yang ternyata tidak dapat berpartisipasi aktif.Dalam memilih personalia, perlu ditempatkan orang-orang yang pintar (kompeten), benar (amanah) dan punya waktu (’kober’). Biasanya, kepengurusan yang kecil akan lebih lincah dan luwes.

Tanya Jawab ini ditayangkan secara interaktif, sehingga terbuka bagi tanggapan dan Tanya jawab lebih luas. Insyaa Allah akan memperjelas keberadaan HW setelah dibangkitkan.


by ; Hilman Najib, Ketua Umum  Kwartir Pusat HW.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tilis nama dan email ketika memberi komentar.